Perubahan Sosial Budaya Dalam Masyarakat

Setiap perubahan (change) yang terjadi pada individu, akan berpengaruh pula pada kehidupan kelompok sosial yang lebih besar seperti masyarakat, bangsa, dan negara. Masyarakat kita berubah dari sederhana ke kompleks, dari tradisional ke modern, dari terbelakang ke kemajuan, dan seterusnya. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat. Karena itu untuk dapat mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan, perubahan sosial budaya harus diupayakan berubah menuju arah yang positif untuk mendukung pembangunan nasional.


Pengertian Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi ; sistem sosial, nilai sosial, sikap-sikap sosial, norma sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses sosial, pola hubungan sosial, pola dan tindakan sosial warga masyarakat, dsb.

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Dalam perubahan budaya menyangkut banyak aspek, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, aturan-aturan hidup bergorganisasi, dan filsafat. Budaya yang bersifat fisik lebih mudah berubah. Misalnya mode pakaian, potongan rambut, bentuk rumah, bentuk meja-kursi, mesin-mesin, dan sebagainya. Sedangkan budaya non fisik relatif lamban mengalami perubahan seperti, tradisi, sistem kepercayaan, etika, nilai dan norma-norma lainnya yang ada dalam masyarakat.

Contoh perubahan sosial budaya dalam masyarakat

foto perubahan sosial budaya
Budaya Gotong Royong

Contoh : kehidupan masyarakat desa sebelum dan sesudah mengenal listrik dan televisi. Tentunya terdapat perubahan dalam hal gaya hidup, cara pandang, dan lain-lain. Sebelum mengenal televisi, masyarakat desa sering berkumpul untuk berdiskusi, tetapi setelah mengenal televisi, masyarakat desa lebih senang berdiam diri untuk melihat tayangan televisi. 

Contoh lainnya, dua puluh tahun lalu masyarakat di desa A adalah petani. Hubungan antaranggota masyarakat bersifat kekeluargaan. Semangat gotong royong pun masih tinggi. Desa A tersebut sekarang telah berubah menjadi kawasan industri. Hubungan antaranggota masyarakat pun bersifat instrumental. Artinya, orang berhubungan dengan orang lain sejauh orang lain memberi dia keuntungan ekonomi. Di sini hubungan antarindividu dengan masyarakat maupun kelompok sosial yang satu dengan kelompok social yang lainnya mengalami perubahan. Tidak ada lagi keseimbangan dan kesetaraan dalam hubungan sosial, karena perbedaan status ekonomi, kedudukan sosial, dan sebagainya. Inilah yang dimaksud dengan perubahan sosial.

Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat secara umum dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu progres dan regres. Progres adalah perubahan sosial yang membawa ke arah kemajuan sehingga menguntungkan kehidupan masyarakat sosial. Perubahan yang bersifat regres adalah perubahan sosial yang membawa ke arah kemunduran sehingga kurang menguntungkan bagi masyarakat. Contohnya peperangan yang mengakibatkan hancurnya barang-barang, sarana infrastruktur masyarakat, dan banyaknya korban jiwa.

Berdasarkan lamanya waktu, ada perubahan sosial yang terjadi secara lambat (evolusi) dan perubahan social yang terjadi secara cepat (revolusi).  Ciri khas perubahan evolusi antara lain memerlukan waktu lama, perubahan berskala kecil, terjadinya perubahan tidak disadari oleh masyarakat, dan tidak menimbulkan konflik atau kekerasan. Contohnya terjadi pada kehidupan suku bangsa kita seperti Nias, Dani, Dayak, dan Sakai.

Berdasarkan dampaknya, ada perubahan yang kecil pengaruhnya ada juga perubahan yang besar pengaruhnya. Besar atau kecilnya pengaruh dapat dilihat pada sumbangan perubahan tersebut kepada masyarakat.

Berdasarkan keinginan masyarakat, ada perubahan yang dikehendaki ada pula perubahan yang tidak dikehendaki. Planned change merupakan kemajuan yang direncanakan, seperti pembangunan listrik masuk desa, intensifikasi pertanian, dan modernisasi desa. Unplanned change adalah kemajuan yang tidak direncanakan, contoh akibat Gunung Merapi meletus menyebabkan warga masyarakat semakin makmur karena sawah pertanian bertambah subur, serta tambang pasir semakin melimpah untuk ditambang. 

Contoh perubahan yang direncanakan lainnya adalah lahirnya berbagai peraturan untuk menata kehidupan bersama. Misalnya, Undang-Undang Anti Korupsi yang bertujuan menghilangkan budaya korupsi dalam masyarakat. Contoh lain : pembangunan kota menyebabkan urbanisasi, meningkatnya angka kriminalitas, banyak rumah kumuh, dan bencana banjir.

Faktor pendorong perubahan sosial masyarakat.

Faktor pendorong perubahan sosial, yaitu : Kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang, sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. orientasi ke masa depan, dan nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

Faktor penghambat perubahan sosial budaya.

Faktor penghambat perubahan sosial budaya :
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
b. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlambat
c. Sikap masyarakat yang mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif.
d. Prasangka negatif terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap tertutup (eksklusif).
e. adat dan kebiasaan

Faktor-faktor penyebab perubahan sosial budaya

Faktor penyebab perubahan sosial budaya ini dapat kita bedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

A. Faktor Internal
1) Demografi (bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk)
1) Teknologi/ penemuan baru.
a. Discovery adalah penemuan baru baik berupa alat (fisik) maupun ide (non
fisik). Misalnya mesin penggilingan gabah yang menghasilkan beras.
b. Invention (penciptaan) adalah kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu. Masyarakat menerima proses penggilingan gabah itu sehingga meninggalkan cara lama dengan menumbuk padi. Dulu masyarakat membajak sawah dengan bantuan sapi, tetapi sekarang memakai traktor tangan.

B. Faktor eksternal
1) Lingkungan alam.
2) Pengaruh budaya asing.
Akulturasi : proses percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi/ Unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayan sendiri. Contoh : Masjid Menara Kudus merupakan
wujud nyata akulturasi antara Hindu Buddha dan Islam
Asimilasi : proses penyesuaian atau peleburan sifat-sifat asli yang dimiliki suatu masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda/ suatu proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan dari luar yang bercampur dengan unsur-unsur kebudayaan lokal sehingga menjadi unsur kebudayaan baru yang berbeda. Proses asimilasi dapat berjalan cepat atau lambat, bergantung antara lain pada : toleransi, ekonomi, simpati, dan perkawinan campuran.
Difusi : proses penyebaran atau perembesan unsur budaya dari seseorang kepada orang lain, dan dari
suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya.
3) Peperangan.
Tipe-tipe  masyarakat dalam menyikapi perubahan 
a. melakukan penyesuaian (Integrasi sosial)
b. mengalami disintegrasi sosial.
Di Indonesia, bentuk-bentuk disintegrasi akibat adanya perubahan sosial antara lain sebagai berikut.
a) Pergolakan Daerah
Contoh pergolakan daerah yang terjadi di Indonesia antara lain pemberontakan PRRI/Permesta, RMS, Andi Azis, DI/TII, gerakan separatis GAM atau beberapa peristiwa kerusuhan di Kupang , Poso, Sampit, dan Papua.
b) demonstrasi
c) kriminalitas
d) kenakalan remaja. Secara umum, kenakalan remaja disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
Pertama, disfungsi keluarga. Disfungsi keluarga dapat diartikan sebagai sebuah kondisi ketika hubungan antaranggota keluarga kurang harmonis atau mengalami keretakan sehingga remaja kurang mendapat cukup kasih sayang dari keluarga. Dengan demikian, fungsi keluarga sebagai tempat mencurahkan kasih sayang antaranggota keluarga menjadi kabur.
Kedua, kurangnya pendidikan agama. seorang anak mengalami kekeringan spiritual dan moral. Ia cenderung tidak dapat membedakan tindakan benar atau salah dan baik atau buruk.
Ketiga, seringnya melihat peristiwa kekerasan. Tayangan televisi bisa jadi merupakan pengantar palingefektif bagi peristiwa-peristiwa kekerasan
Keempat, lingkungan pergaulan yang tidak kondusif.

Demikianlah materi kali ini tentang perubahan sosial dan budaya di dalam masyarakat. Mudah-mudahan banyak bermanfaat untuk Anda. Terimakasih.